Kapital bukanlah modal melulu atau bahkan uang. Kapital adalah suatu piranti untuk mengontrol. Kapital memiliki tujuan, yaitu kapital itu sendiri. Karena kapital adalah piranti kontrol, maka tujuannya untuk kepentingan kapital itu sendiri pun menyentuh kekuasaan atau pengontrolan. Sebagai sebuah penemuan zaman, maka kapital harus menyiapkan prakondisi dan prasayarat untuk dapat berjalan. Oleh karena itu, kapital juga adalah suatu bentuk relasi sosial dan nilai relasi sosial--bahkan nilai hidup itu sendiri. Itu juga mengapa, pengondisian relasi sosial yang berdiri di atas kapital bersifat eksploitatif dan penundukkan: ada yang dikontrol dan mengontrol; penyubordinat dan tersubordinat.
Itu juga pada akhirnya kita bisa mengerti mengapa bahwa sekelompok banker di Amerika mengeluarkan pernyataan seperti berikut di dalam United States Bankers’ Association Magazine, Agustus 1924,
“Capital must protect itself in every possible way, both by combination and legislation. Debts must be collected, mortgages foreclosed as rapidly as possible. When, through process of law the common people lose their homes, they will become more docile and more easily governed through the strong arm of government applied by a central power of wealth under leading financiers.”
Dan,
“These truths are well known among our principal men who are now engaged in forming an imperialism to govern the world. By dividing the voter through the political party system we can get them to expend their energies in fighting for questions of no importance. It is thus by discreet action we can secure for ourselves that which has been so well planned and so successfully accomplished.”
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Terima kasih atas peluangan waktu Anda membaca tulisan ini. Tentu saja, saya akan lebih berterima kasih lagi jika Anda ikut mengomentari tulisan ini.