Filsafat, di dalamnya, membahas berbagai persoalan atau masalah dan menyentuh berbagai dimensi yang ada. Ia menyoal hal material maupun nonmaterial; dunia maupun akhirat; fisik maupun nonfisik; rasioanal maupun suprarasional; jasadi maupun ruhani; dst. Filsafat membahas suatu hal tidak hanya dengan atau dari satu sisi saja, melainkan berbagai sisi. Sampai sini, kita bisa mengatakan, walaupun dengan cara yang agak menyederhanakan, bahwa filsafat itu membahas hal umum apa pun yang mampu dijangkau olehnya. Titik pembahasan akhir filsafat terletak pada kemampuan filsafat itu sendiri dalam menghampiri objek pembahasannya.
Hal ini berbeda dengan disiplin ilmu selain filsafat, yang hanya membahas satu hal secara spesifik atau terbatas. Katakanlah fisika. Ia membahas persoalan yang hanya berkaitan dengan materi. Akan tetapi, dari materi tersebut, fisika pun menyoalnya tidak dari berbagai segi, melainkan terbatas. Katakanlah itu hanya pada persoalan gerak atau hukum-hukum gerak. Pun biologi. Ia juga membahas pada soal materi, yang juga melihatnya dari satu sisi. Dari sisi organisme atau pertumbuhan sel, misalnya. Menariknya, selain hanya membataskan persoalan dari satu dimensi saja, katakanlah materi—dengan mengabaikan, bahkan menafikan, dimensi nonmaterial dari materi tersebut—disiplin ilmu tersebut, yakni fisika dan biologi, pada kenyataannya juga memecah diri sedemikian rupa dalam melakukan pengkajiannya. Misalnya, dalam fisika, ia tederivasi menjadi beberapa cabang tersendiri. Astronomi, untuk tidak menyebutkan semua, yang hanya berbicara materi pada ranah benda langit dan hal yang terkait dengannya. Begitu juga dengan biologi, ia tederivasi ke dalam beberapa bagian. Biologi molekular, misalnya.
Kita bisa menyebutkan banyak disiplin ilmu lain di luar filsafat, yang di mana bisa kita buktikan bahwa semua ilmu tersebut, dalam membingkai objek kajiannya secara terbatas dan, dalam perkembangannya menjadi, terspesialisasi sedemikian rupa. Kita akan mencoba memaparkan dan menjelaskan berbagai disiplin ilmu tersebut secara ringkas. Dan, tentu saja, tidak semua disiplin ilmu tersebut kita paparkan di sini.
Psikologi, ia hanya membahas objek materi, dalam hal ini manusia. Akan tetapi, ia melihat manusia dalam pengertian yang tidak menyeluruh, melainkan terbatas, dalam hal ini psikologi hanya menekankan pada perilaku manusia. Misalnya, bagaimana menjelaskan antara seseorang yang pada masa kecilnya mengalami kekerasan dengan yang tidak mengalami kekerasan, pada fase kehidupan dewasanya memberikan pengaruh berbeda pada dirinya dalam menjalankan atau memahami pengalaman hidupnya? Bagaimana seseorang bisa melakukan slip tounge dalam pembicaraan yang dikuasainya? Psikologi mencoba menjawab hal tersebut dengan caranya tersendiri atau dengan batasan-batasan yang dibuatnya.
Sosiologi, ia juga membahas materi, manusia. Akan tetapi, ia hanya membatasi untuk mencoba menjawab permasalahan perilaku manusia dalam lingkup sosialnya. Bagaimana menjelaskan status keunikan individual manusia dalam konteks kehidupan sosialnya? Bagaimana menjelaskan bahwa manusia tidak bisa dilepaskan dari lingkungan kehidupan sosialnya? Sosiologi mencoba menjawab hal tersebut dengan kerangka yang sudah dibangunnya sedemikian rupa.
Antropologi, ia juga membahas manusia. Namun, ia membatasi pada pola kebudayaan dan peradaban yang telah diciptakan manusia atau ditinggalkan manusia. Entah itu membahasnya dari hasil-hasil kebudayaan dan peradaban, dimungkinkan juga artefak-artefak yang ada, atau di luar hal tersebut. Bagaimana manusia menciptakan kebudayaan? Bagaimana manusia berinteraksi dengan hal-hal material di luar dirinya? Bagaimana manusia menerjemahkan nilai-nilai luhur yang dipercayainya dalam bentuk material?
Nah, hal itu berbeda dengan filsafat. Filsafat, ketika membicarakan manusia, ia tidak hanya membahas pada unsur materialnya belaka, melainkan juga dimensi nonmaterialnya. Pada sisi lain, manusia dalam pandangan filsafat, tidak hanya dibatasi dalam pengertian psikis, sosial, kultur, dst, melainkan menyangkut keseluruhan pada diri manusia itu sendiri. Begitu juga ketika filsafat membicarakan hal lain, ia membahasnya secara keseluruhan. Pada titik ini, keseluruhan tersebut, secara sederhana, bisa kita katakan hal itu ialah eksistensi atau keberadaannya.
Tentu saja, untuk keperluan sebuah tulisan pengantar, beberapa contoh di atas sudah cukup membantu kajian kita ini kali, bahwa terdapat perbedaan antara disiplin ilmu filsafat dengan nonfilsafat. Sekarang, pertanyaan kita adalah, apa yang membuat disiplin ilmu-ilmu tersebut, baik itu filsafat dan nonfilsafat, menjadi terbedakan satu sama lain?
Kita akan jawab pertanyaan tersebut, bahwa yang membedakan berbagai disiplin ilmu itu ialah objek. Kalau kita teliti mengikuti paparan dan penjelasan sebelumnya, dengan mudah kita akan memahami apa yang dimaksud dengan objek ilmu serta mengapa dan bagaimana ia bisa menjadi unsur penting dalam membedakan satu ilmu dengan ilmu lainnya.
Misal, fisika, biologi, kimia, astronomi, membahas materi. Akan tetapi, dari materi tersebut, ada yang membatasinya hanya pada gerak, unsur penyusun reaksi materi, langit, sel-sel, dst. Manusia, walaupun sama-sama menjadi objek kajian dari sosiologi, antropologi, politik, dsb, akan tetapi dari kesemua ilmu tersebut melihatnya dari sudut yang berbeda, yang sekali lagi membatasi objek kajian. Sosiologi menyoal perihal sosial pada diri manusia, politik pada sikap atau perilaku manusia pada aspek politiknya, dst.
Filsafat pun serupa, ia membahas objek, yang kita sebut sebagai eksistensi. Dari eksistensi ini, filsafat mampu membahas berbagai hal, berbagai hal yang ada; baik itu meliputi eksistensi yang bersifat material dan nonmaterial, abstrak dan konkret, jasadi maupun ruhani.
Sampai sini, bisa kita buat kesimpulan, bahwa hal yang membuat ilmu-ilmu menjadi berbeda satu sama lain, ialah disebabkan pada objek yang menjadi perhatian pembahasan keilmuannya.
catatan
Tulisan ini adalah tulisan serial soal Pengantar Filsafat Umum, yang akan dilengkapi juga dengan tulisan serial Pengantar Filsafat lainnya, katakalah itu Filsafat Islam, Filsafat Perennial, Filsafat Barat, Filsafat Timur, dll. Ia diupayakan sedemikian rupa ditulis dengan secara ringkas dan sistematik.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Terima kasih atas peluangan waktu Anda membaca tulisan ini. Tentu saja, saya akan lebih berterima kasih lagi jika Anda ikut mengomentari tulisan ini.